Pengertian Pelapisan Sosial
Kata stratification berasal dari kata stratum, jamaknya strata yang berarti lapisan. Menurut Pitirim A. Sorokin, pelapisan sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau hierarkis. Hal tersebut dapat kita ketahui adanya kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas yang lebih rendah dalam masyarakat.
Menurut P.J. Bouman, pelapisan sosial adalah golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu.Oleh karena itu, mereka menuntut gengsi kemasyarakatan. Hal tersebut dapat dilihat dalam kehidupan anggota masyarakatyang berada di kelas tinggi. Seseorang yang berada di kelas tinggi mempunyai hak-hak istimewa dibanding yang berada di kelas rendah.
Pelapisan sosial merupakan gejala yang bersifat universal. Kapan pun dan di dalam masyarakat mana pun, pelapisan sosial selalu ada. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyebut bahwa selama dalam masyarakat ada sesuatuyang dihargai, maka dengan sendirinya pelapisan sosial terjadi. Sesuatu yang dihargai dalam masyarakat bisa berupa harta kekayaan, ilmu pengetahuan, atau kekuasaan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelapisan sosial adalah pembedaan antar warga dalam masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial secara bertingkat. Wujudnya adalah terdapat lapisan-lapisan di dalam masyarakat diantaranya ada kelas sosial tinggi, sedang dan rendah.
Contoh Studi Lapang di Kampung Cikadongdong, Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
Infrakstruktur
Gambaran Umum Kampung Cikadongdong
Kampung Cikadongdong merupakan bagian dari Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang, Bogor. Kampung ini secara teretorial berada pada wilayah Dusun II, RW. 9, Kampung Cikadongdong terdiri dari 2 RT. Berpenduduk 47 KK, dengan jumlah penduduk sekitar ± 473 jiwa. Adapun batas-batas Kampung Cikadongdong:
1) Utara : Kampung Batu Beulah
2) Selatan : Kampung Cigamea
3) Timur : Kampung Cimanggu
4) Barat : Kali Cianten
Mata Pencaharian Masyarakat Kampung Cikadongdong
Sebagian besar masyarakat kampung Cikadongdong bekerja sebagai buruh serabutan dan penggarap sawah, hal ini disebabkan karena kurangnya lahan persawahan yang berada di Kampung Cikadongdong sehingga mayoritas dari mereka memilih untuk bekerja sebagai buruh serabutan di beberapa daerah di luar Kampung Cikadongdong. Namun, ada juga yang bekerja sebagai peternak kambing, pengrajin kusen, tukang ojek, kuli bangunan, pedagang.
Sarana dan Prasarana Kampung Cikadongdong
Kampung Cikadongdong merupakan bagian kecil dari Desa Situ Udik, sehingga untuk sarana dan prasarana yang tersedia di kampung ini tidaklah begitu lengkap, namun tetap ada. Sarana dan prasarana yang tersedia di kampung Cikadongdong di antaranya terdapat masjid, lapangan sepak bola, pos ronda, dan sarana irigasi. Sebagian besar masyarakat Kampung Cikadongdong telah memiliki media informasi elektronik sendiri, seperti televisi, VCD, dan radio.
Infrakstruktur
Gambaran Umum Kampung Cikadongdong
Kampung Cikadongdong merupakan bagian dari Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang, Bogor. Kampung ini secara teretorial berada pada wilayah Dusun II, RW. 9, Kampung Cikadongdong terdiri dari 2 RT. Berpenduduk 47 KK, dengan jumlah penduduk sekitar ± 473 jiwa. Adapun batas-batas Kampung Cikadongdong:
1) Utara : Kampung Batu Beulah
2) Selatan : Kampung Cigamea
3) Timur : Kampung Cimanggu
4) Barat : Kali Cianten
Mata Pencaharian Masyarakat Kampung Cikadongdong
Sebagian besar masyarakat kampung Cikadongdong bekerja sebagai buruh serabutan dan penggarap sawah, hal ini disebabkan karena kurangnya lahan persawahan yang berada di Kampung Cikadongdong sehingga mayoritas dari mereka memilih untuk bekerja sebagai buruh serabutan di beberapa daerah di luar Kampung Cikadongdong. Namun, ada juga yang bekerja sebagai peternak kambing, pengrajin kusen, tukang ojek, kuli bangunan, pedagang.
Sarana dan Prasarana Kampung Cikadongdong
Kampung Cikadongdong merupakan bagian kecil dari Desa Situ Udik, sehingga untuk sarana dan prasarana yang tersedia di kampung ini tidaklah begitu lengkap, namun tetap ada. Sarana dan prasarana yang tersedia di kampung Cikadongdong di antaranya terdapat masjid, lapangan sepak bola, pos ronda, dan sarana irigasi. Sebagian besar masyarakat Kampung Cikadongdong telah memiliki media informasi elektronik sendiri, seperti televisi, VCD, dan radio.
Pelapisan Masyarakat
Pelapisan masyarakat di Kampung Cikadongdong merupakan pelapisan sosial terbuka yang memberikan peluang pada warganya untuk mengadakan gerak perubahan di dalam pelapisan sosial, sehingga individu-individu dalam sistem sosial kemasyarakatan mempunyai peluang untuk melakukan mobilisasi sosial/ gerak sosial. Pelapisan sosial tersebut didasarkan oleh tingkat pengetahuan, kehormatan, kekuasaan, dan kekayaan yang dimiliki oleh individu dalam masyarakat, dimana biasanya individu tersebut mempunyai akses terhadap sumber daya.
Dari empat dasar tersebut yang paling dominan di Kampung Cikadongdong adalah dasar pengetahuan; yaitu pengetahuan religius tentang Agama Islam. Secara faktual di lapangan, memang pembedaan dan ketidaksamaan sudah terjadi secara otomatis dalam hal yang bertalian dengan umur dan jenis kelamin (sex) yang merupakan pembedaan yang melekat semenjak mereka lahir, cara pembedaan ini merupakan sebuah bentuk konsekuensi logis dari adanya pembedaan di atas yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Kedekatan tempat tinggal (dalam hal ini hubungannya dengan akses) turut menjadi faktor penentu ”kemudahan” hidup sesorang. Barang siapa yang rumahnya berdekatan dengan rumah Pak RT, tokoh masyarakat, “elite lokal”, tentunya akses informasi (komunikasi) menjadi mudah, misalnya ketika pemberian bantuan subsidi tunai (BLT dari penarikan subsidi BBM), orang-orang yang bertempat tinggal di sebelah Pak RT tentunya akan mengetahui lebih cepat daripada orang-orang yang bertempat tinggal jauh dari rumah Pak RT.
Pelapisan masyarakat di Kampung Cikadongdong merupakan pelapisan sosial terbuka yang memberikan peluang pada warganya untuk mengadakan gerak perubahan di dalam pelapisan sosial, sehingga individu-individu dalam sistem sosial kemasyarakatan mempunyai peluang untuk melakukan mobilisasi sosial/ gerak sosial. Pelapisan sosial tersebut didasarkan oleh tingkat pengetahuan, kehormatan, kekuasaan, dan kekayaan yang dimiliki oleh individu dalam masyarakat, dimana biasanya individu tersebut mempunyai akses terhadap sumber daya.
Dari empat dasar tersebut yang paling dominan di Kampung Cikadongdong adalah dasar pengetahuan; yaitu pengetahuan religius tentang Agama Islam. Secara faktual di lapangan, memang pembedaan dan ketidaksamaan sudah terjadi secara otomatis dalam hal yang bertalian dengan umur dan jenis kelamin (sex) yang merupakan pembedaan yang melekat semenjak mereka lahir, cara pembedaan ini merupakan sebuah bentuk konsekuensi logis dari adanya pembedaan di atas yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Kedekatan tempat tinggal (dalam hal ini hubungannya dengan akses) turut menjadi faktor penentu ”kemudahan” hidup sesorang. Barang siapa yang rumahnya berdekatan dengan rumah Pak RT, tokoh masyarakat, “elite lokal”, tentunya akses informasi (komunikasi) menjadi mudah, misalnya ketika pemberian bantuan subsidi tunai (BLT dari penarikan subsidi BBM), orang-orang yang bertempat tinggal di sebelah Pak RT tentunya akan mengetahui lebih cepat daripada orang-orang yang bertempat tinggal jauh dari rumah Pak RT.
https://strafaelyudistira.wordpress.com/2012/11/21/pelapisan-sosial/